Halo pembaca sekalian, kali ini kami akan sedikit mengulas atau memberikan info – info terbaru mengenai salah satu event terkenal yang ada di Indonesia. Ya, Event tersebut adalah Gelar Jepang Universitas Indonesia atau lebih akrab dengan nama GJUI. GJUI telah menyelenggarakan acara yang serupa sebanyak 23 kali dan kali ini adalah yang ke 24 kalinya.

            Pada thread ini, Kami akan menceritakan hal – hal apa saja yang kami temukan di lapangan mulai dari suasana, lokasi, interaksi orang – orang di sana, makanan, dan tentunya acara – acara unik yang telah disedikan pihak GJUI pada hari ke-1.

            Baiklah dari pada Panjang lebar, ayo kita lanjut membaca!!! Check this out!

Gelar Jepang Universitas Indonesia 2018

     Lokasi GJUI 2018 tidak terlalu berbeda dari tahun sebelumnya. Lokasi yang di maksud adalah Gedung Pusat Studi Jepang Universitas Indonesia. Ok, saya akan to the point saja, apakah dari pembaca sekalian ada yang punya pemikiran seperti ini "Di GJUI nanti parkirnya gimana ya?". Mengapa saya bisa mengatakan hal seperti ini? Mudah, karena pertanyaan ini akan muncul bagi mereka yang pertama kali ke event GJUI atau terutama bagi mereka yang notabene bukan penduduk DKI Jakarta dan sekitarnya.

     Saya akan bantu jawab. Pihak GJUI telah menyiapkan lahan parkiran dekat dengan lokasi GJUI, jadi bagi para pengendara motor tidak perlu khawatir di mana kalian akan menaruh motor kalian. Tapi tentu akan ada tarif parkir yang diberikan.

     Oh iya, pasti dari pembaca yang ke sana banyak sekali melihat orang – orang mengenakan pakaian Putih – putih,. Jika kalian bertanya – tanya mereka siapa, mereka adalah MABA UI tahun 2018 yang sedang menjalankan ospek fakultas (sepertinya). So, we basically can see some new leaves while attending a "japan event" at the same time.

GJUI 24

 GJUI pada hari pertama, kita dapat melihat suasana gambar di atas bahwa kondisi di sana "cukuplah ramai". Mengapa saya beri kutip, karena sejujurnya jumlah pengunjung yang datang tidaklah seramai ekspetasi kebanyakan orang. Hal ini, menurut opini penulis, sangatlah wajar karena hari pertama ini bertepatan pada hari jum'at, hari di mana masih banyak siswa – siswi SMP dan SMA yang masih sekolah. Namun, pada pukul 14:00 – 15:00 lah titik pusat keramaian GJUI terjadi.

GJUI 24

Terdapat dua event yang terjadi pada pukul tersebut. Di sisi luar ada sebuah pertunjukan Seni bela diri Aikido UI yang dipenuhi oleh banyak orang. Saya pribadi penasaran dengan seni beladiri tersebut dan saya pun mengabadikan momen itu dengan beberapa foto terlampir berikut.

Setelah cukup puas, saya kemudian mengikuti acara yang kedua yaitu seperti "singing competition". Penulis kurang paham karena penulis datang ketika di akhir – akhir penghujung acara. Namun jangan khawatir, saya dapat mengabadikan momen tersebut.

GJUI 24

     Ketika saya ada di sana, para penonton sedang asik mendengarkan kontestan duet yang sedang bernyanyi. Sejujurnya yang sempat saya dengar hanya dua kontestas. Kontestan pertama membawakan Unravel dari series anime Tokyo ghoul namun dengan pembawaan melow/slow version. Lalu Kontestan kedua menyanyikan lagu dari Stereo Dive Foundation – Daisy dari series anime Kyoukai no Kanata.

     Bukan ke event jepang namanya jika kita belum membahas merchandise yang dijual di sana. Ehhm, pada acara GJUI hari pertama ini ditemani oleh toko – toko yang menjual berbagai merchandise anime mulai dari aksesoris anime, baju dan kostum anime, aksesoris cosplay, poster anime, hingga yang paling ekstrem yaitu DA-KI-MA-KU-RA. Hahaha, pada GJUI hari ini penulis mengklasifikasikan tingkat dakimakura yang di jual di sana. Ada dua tipe yaitu normal dan "berlebihan" walau sebenarnya tingkat keganasan yang ditampilkan tidak se-frontal salah satu event jepang yang disebut "Little Tokyo". Wanna see it? Sorry i can't permit it, that stuff ruins humanity. tapi akan saya kasih lihat yang normalnya saja dan berikut aksesoris lainnya.

Oh iya, penulis lupa menyampaikan bahwa sebenarnya di dekat pintu masuk lobby utama ada empat buah gambar. Gambar – gambar tersebut sepertinya merupakan peserta pemenang lomba GJUI 2018. Berikut adalahnya gambarnya.

     Tidak jauh dari lokasi poster – poster ini, lebih tepatnya arah barat dari lobby utama terdapat ruangan khusus dihiasi proyektor. Saya melihat sepertinya di sana adalah tempat para gamer mamainkan suatu game. Saya tidak tahu game apa yang mereka mainkan tetapi dari dugaan sementara sepertinya mereka memainkan permainan Tekken 7(?) atau Blazblue Cross tag Battle(?), entahlah.

Baiklah saatnya saya membahas mengenai makanan. Ya, di GJUI ada suatu daerah foodcourt terletak di luar lobby utama. kalian dapat melihatnya ketika pertama kali memasuki kawasan GJUI. Ketika saya berada di sana, saya hampir lupa bahwa ini acara GJUI karena banyak sekali makanan yang disajikan. Makanan – makanan khas negeri matahari terbit ini mulai dari Okonomiyaki, Takoyaki, Ringo Ame, dan lain – lain. Harga yang ditawarkan bekisar Rp 10.000,00 hingga Rp 35.000,00.

Jika kalian bertanya apa yang saya beli, maka saya akan memilih makanan yang paling murah. Saya membeli sebuah es campur ala jepang. Saya mencampurkan dua rasa yaitu green tea dan lemon. Sebagai rekomendasi, rasa lemonnya lumayan enak.

Jam menunjuka pukul 15:30 WIB, saya memutuskan untuk melakukan ibadah sholat ashar. Usut sana sini saya pun menemukan lokasi mushola yang disediakan oleh panitia GJUI. Letak mushola berada di lantai 2 yang letaknya paling pojok arah timur laut dari lobby utama. Letaknya berdekatan dengan Photobooth Yukata jika kalian kurang jelas.

GJUI 24

Jam 16:00, ada satu acara yang nyaris saya lewatkan yaitu Seiyuu/Dubber Workshop. Sebenarnya acara ini sudah dimulai pukul 15:00, Namun sepertinya saya belum begitu telat ketika menghadiri workshop tersebut. Dalam acara itu saya diperlihatkan hal menakjubkan oleh para profesional dubber Indonesia. Pernah mendengar suara Suneo secara langsung? atau suara garaa, sai, dan rock lee secara langsung? Itulah yang saya alami. Tidak hanya sekedar show-off, para profesional itu memberikan tips dan triknya kepada para pemula yang ingin bergabung dengan mereka.

        Sebagai catatan, ketika saya mengambil workshop saya harus mengorbankan dua acara yang tidak bisa saya coba di hari pertama ini yaitu Obakeyashiki dan Yukata Photobooth. Namun biarlah, mungkin di hari kedua saya akan mencobanya.

           Seluruh rangkaian acara sudah saya lewati, saatnya saya untuk segera pulang. Namun, ada sebuah hal menarik yang ada di pintu keluar. Letaknya berdekatan dengan Uketsuke (Resepsionis atau ruang informasi) ada sebuah "Gate kecil" dihiasi pesan kesan mengenai GJUI 2018. jika kalian tertarik, kalian dapat menuliskan pesan kesan dengan memintanya kepada Ukutsuke dan menerima arahan lebih lanjut.

          Ada kisah unik pribadi mengenai "Gate kecil" ini. ketika saya ingin mengambil gambar, tiba – tiba pondasi penopangnya jatuh dan secara refleks saya menahan satu sisi. saya dan tim panitia berusaha memperbaiki pondasi tersebut dan berhasil. Ini dia fotonya.

 Jangan lupa hari ini datang kembali ke GJUI, jangan buang kesempatanmu. Datanglah ke GJUI 23!!!